Review Buku: First Lady oleh Susan Elizabeth Phillips

Label: , , ,

Cornelia Case adalah First Lady di Amerika Serikat. Ia baru saja menjanda karena suaminya ditembak mati oleh seorang psikopat yang merasa berhak menjadikan Dennis Case sebagai sasaran tembak. Cornelia atau Nealy ingin merasakan menjadi seorang rakyat biasa. Dengan berbekalkan penyamaran (sebagai nenek-nenek dan kemudian ibu hamil) serta sejumlah uang yang cukup banyak, Nealy pun melarikan diri dari White House. Melarikan diri rupanya bukan suatu hal yang mudah dilakukan, terutama oleh seseorang yang terbiasa diikuti oleh agen-agen rahasia serta asisten yang melakukan nyaris semua hal untuk Nealy. Akibat kecerobohannya sendiri, Nealy kehilangan mobil, uang serta semua pakaiannya. Sang First Lady pun tidak bisa terperosok lebih dalam lagi di lubang yang digalinya sendiri.

Mat Jorik adalah seorang reporter yang sedang mengalami masa penurunan karir. Mat baru saja berhenti dari pekerjaannya ketika ia mengetahui bahwa ia telah menjadi wali dari dua orang anak perempuan (remaja 14 tahun pemberontak dan bayi berusia setahun) yang tidak memiliki hubungan darah sama sekali dengannya. Mat bertekad untuk melemparkan tanggung jawab atas kedua anak tersebut kepada nenek mereka. Dengan mengendarai sebuah mobil rongsokan, Mat melintasi negara dengan dua makhluk kecil yang membuatnya nyaris gila. Di tengah perjalanannya, Mat bertemu dengan Nealy yang baru kehilangan mobilnya. Mat menawarkan tumpangan kepada Nealy sebagai ganti jasa Nealy sebagai babysitter untuk kedua anak walinya.

Dan dimulailan sebuah perjalanan yang konyol dan menyentuh dari seorang reporter gagal, First Lady Amerika Serikat yang (sekalipun fobia terhadap bayi namun malah) menyamar sebagai ibu hamil, remaja pemberontak yang bertekad mencarikan sebuah keluarga untuk adiknya, serta the Demon atau Butt(on) atau bayi kecil pirang manis yang terlalu menyukai Mat (yang menghindarinya seperti wabah penyakit).

First Lady merupakan salah satu karya Susan Elizabeth Phillips yang memperoleh penghargaan RITA Awards. Sebagaimana ciri khas tulisan-tulisan Phillips, buku ini menawarkan jalan cerita yang lucu, dramatis namun tetap dengan rangkaian konflik-konflik yang lazim dialami oleh manusia pada umumya. Sebagai seorang penyuka novel-novel roman, saya menganggap bahwa gaya penulisan Phillips yang tidak melulu mengikuti resep ala Harlequin namun dengan akhir yang sama menyenangkannya adalah suatu hal yang menyegarkan.

Bisnis Ekspor Impor dalam Persaingan Global

Label: , , ,

Bisnis ekspor impor merupakan bisnis yang sangat luas dan cukup mudah dilakukan. Hal ini dikarenakan kebutuhan modal investasi relatif kecil dengan resiko yang relatif kecil pula sementara lingkup usaha sangat luas dan tidak terpengaruh krisis moneter maupun resesi dan depresi ekonomi. Bisnis ekspor-impor dilakukan perusahaan terutama berkaitan dengan usahanya untuk mening-katkan keuntungan penjualan ataupun untuk melindungi keuntungan dan penjual-an dari penurunan.

Selain memiliki berbagai keuntungan-keuntungan ekonomis, bisnis ekspor impor juga memiliki keuntungan lain yang berupa kemudahan untuk mendeteksi berbagai perubahan dan perkembangan baru di dunia internasional. Berbagai inovasi-inovasi dapat dilakukan untuk menentukan strategi persaingan dalam menghadapi perusahaan lain. Perkembangan teknologi-teknologi baru yang sema-kin bermunculan akhir-akhir ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan pro-duktivitas suatu komoditi. Relasi-relasi baru semakin mudah ditemukan sebagai-mana halnya dengan informasi-informasi termutakhir dalam perdagangan interna-sional.

Karena bisnis ekspor impor merupakan kegiatan jual beli suatu komoditas yang dilakukan dengan orang atau negara asing, maka komunikasi yang dilakukan antara kedua belah pihak cenderung lebih banyak dilakukan melalui korespon-densi. Dengan meningkatnya teknologi informatika saat ini, korespondensi antara kedua belah pihak sendiri cenderung lebih banyak menggunakan email diban-dingkan surat menyurat biasa. Penguasaan bahasa Inggris menjadi sangat penting dimana bahasa Inggris memiliki peran sebagai bahasa internasional. Akan tetapi karena sebagian besar negara-negara di dunia tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa ibu, maka terkadang penggunaannya tetap agak sulit entah bagi satu atau kedua belah pihak. Oleh karena itulah kalimat yang digunakan harus jelas dan tidak memiliki makna ganda.

Dalam melakukan kegiatan ekspor impor, terdapat beberapa syarat penju-alan yang dapat menjadi pilihan. Pertama adalah free alongside ship dimana pihak eksportir yang akan menganggung semua ongkos angkut hingga sisi kapal dan bertanggungjawab penuh atas berbagai kerusakan barang sampai pada titik terse-but. Kedua, cost, insurance, freight merupakan penghitungan harga yang sudah termasuk asuransi dan transportasi hingga tujuan akhir. Ketiga, cost and freight hampir sama dengan CIF namun biaya asuransi ditanggung oleh pembeli. Keempat, delivered at frontier dimana tanggungjawab eksportir selesai ketika barang sudah di perbatasan. Dalam hal ini importir memiliki tanggungjawab un-tuk menjemput barang setelah ijin ekspor dikeluarkan.

Pembayaran dalam kegiatan ekspor impor dapat dilakukan melalui uang muka, rekening terbuka, konsinyasi, letter of credit maupun wesel dokumen. Letter of credit merupakan model pembayaran yang memiliki resiko paling rendah sehingga banyak digunakan oleh eksportir. Akan tetapi persaingan perdagangan internasional yang semakin ketat mendorong para eksportir untuk memberikan kredit bagi para importir. Akan tetapi untuk melakukannya harus diketahui secara jelas sumber yang tersedia dan jenis pendanaan ekspor yang ada.

Saat ini dengan adanya globalisasi dan maraknya perdagangan bebas, persaingan dalam bisnis ekspor impor pun semakin ketat. Pelakunya pun semakin banyak sehingga masing-masing pihak harus cekatan dalam mencari pasar-pasar potensial.

Akan tetapi hingga saat ini, kegiatan ekspor impor baru digunakan secara maksimal oleh negara-negara maju saja. Negara-negara berkembang dan terbela-kang terutama banyak yang terlalu berkonsentrasi pada pengimporan bahan-bahan mentah dan terlalu bergantung pada upah buruh yang rendah sehingga cenderung sulit bersaing dengan negara-negara maju yang mengekspor barang jadi ke negara-negara berkembang dengan harga yang jauh lebih mahal. Negara-negara maju cenderung mengunakan negara-negara berkembang untuk menguji pasar-pasar luar negeri potensial. Produk-produk dari negara maju jadi memiliki masa hidup yang panjang dengan mengekspornya ke negara-negara dengan teknologi yang tidak terlalu maju.

Untuk mengatasi persaingan yang cenderung tidak seimbang ini, negara-negara berkembang harus memperbaiki sumber daya manusianya terlebih dahulu. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat mendorong munculnya berbagai macam inovasi-inovasi sehingga dapat mendorong daya saing ekspor dari dalam negeri sendiri. Perlu diingat bahwa saat ini kegiatan ekspor impor bukan lagi kegiatan jual beli lintas negara semata akan tetapi juga persaingan yang lebih luas dan kompetitif dalam pasar global dimana kualitas dan keunikan prosuk disertai dengan inovasi dan pelayanan yang memuaskan dapat menentukan kesuksesan bisnis tersebut.


Sumber:
Artikel Bisnis Ekspor Impor.
Ball, A. Donald, et al. 2007. Bisnis Internasional: Tantangan Persaingan Global. Hak cipta: Penerbit Salemba Empat.
Djohanputro, Bramantyo, PhD. Memahami Persaingan Global.