Ernst B. Haas menganggap bahwa rezim adalah sebuah penyusunan dimana para anggotanya terlihat mengatasi dan meminimalkan konflik kepentingan antara mereka sendiri karena mereka menyadari bahwa saling ketergantungan yang kompleks membuat jalannya permainan menjadi lebih beresiko. Sementara itu pembelajaran dari rezim-rezim adalah sebuah jalan untuk memahami homo politicus dengan masa depan dan budaya.
Satu hal yang perlu digarisbawahi, istilah rezim, orde dan sistem bukanlah sinonim meskipun banyak yang mengira demikian. Rezim merupakan bagian dari sebuah sistem. Dalam sistem itu sendiri, rezim merupakan salah satu dari sekian banyak bagian-bagian lain.
Terdapat enam teori untuk menjelaskan rezim, yaitu; eco-environmentalism, eco-reformism, egalitarian, liberalism, mercantilism dan mainstream. Keenam teori tersebut dibagi lagi menjadi dua motafora dasar yaitu mekanik dan organik. Mekanik bertujuan untuk meminimalisir kekacauan dalam sistem dan mengembalikannya dalam keadaan yang seimbang. Organik mencari keuntungan dari keadaan tidak seimbang dengan tujuan melanjutkan adaptasi ke perubahan kenyataan. Organik terfokus pada organisasi diri evolusioner.
Yang termasuk dalam metafora organik adalah eco-environmentalism, eco-reformism, egalitarian. Sementara yang tergabung dalam metafora mekanik adalah liberalism, mercantilism dan mainstream.
Dalam eco-evolusionism, krisis umat manusia, keadaan sulit manusia dan kelangsungan hidup manusia merupakan keprihatinan utamanya. Krisis-krisis tersebut dilihat sebagai suatu ketidakseimbangan dalam sistem dunia. Untuk membentuk keseimbangan dalam sistem tersebut, evolusi terjadi secara bertahap dalam lingkungan ekologis. Rezim muncul pada tahap menjaga kelangsungan hidup manusia. Rezim dianggap sebagai harga yang harus dibayar dalam mempertahankan kelangsungan hidup manusia tersebut. Sekalipun begitu, rezim sebagai suatu artefak politik hanya memiliki sedikit ketertarikan dengan eco-evolusionism.
Dalam eco-reformism, rezim merupakan kepentingan langsung dari para eco-reformers. Hal ini dikarenakan kepercayaan mereka terhadap prinsip-prinsip desain dan ekologi sosial sebagai subset penting dari prinsip-prinsip alam. Eco-reformism menerima konsep sistem dunia dan sub-sistem yang mengikutinya. Namun fokus mereka adalah penguasaan terhadap problematis.
Selain itu, eco-reformist setuju dengan eco-evolutionist dalam hal dalam hal harga yang harus dibayar untuk mendapat keuntungan dengan fokus mengumbulkan barang untuk mencapai hidup yang lebih baik. Akan tetapi tidak ada preskripsi konsensual dari rezim untuk membuat orde yang lebih baik, muncul dari para eco-reformist.
Egalitarian melihat orde dunia sebagai konsep yang lebih goyah dibandingkan dengan eco-evolutionist maupun eco-reformist. Orde dunia dinggap sebagai sesuatu yang menyerupai kapitalisme maupun imperialisme. Aktor-aktor utamanya adalah kelas-kelas, MNC atau negara dalam konfigurasi sosial khusus.
Egalitarian lebih tertarik untuk mengkritik keberadaan rezim-rezim sebagai kegagalan memproduksi hasil akhir yang seimbang daripada membuat rezim-rezim yang lebih efisien. Egalitarian menggunakan teori oleh benda-benda publik sebagai argumentasi untuk mensosialisasikan produksi atau pembentukan dunia bersama.
Dalam metafora mekanik, liberal, merkantilis dan mainstreamer sekalipun memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri akan tetapi semuanya menerima komitmen teoritikal yang pasti. Hal ini disebabkan oleh konseptualisasi dari proses, terutama proses perubahan dalam sosial dan ekonomi, serta standar dalam menentukan harga dan keuntungan dari kolaborasi dan non-kolaborasi.
Liberalisme diambil dari ekonomi neoklasikal, yang melihat bahwa hubungan interna-sional berdasarkan pada pembagian kerja yang dengan efisien memksimalkan kesejahteraan semua orang. Liberal menginginkan adanya rezim-rezim yang kuat. Dengan rezim yang kuat, efisiensi, stabilitas dan hirarki dapat diatur secara maksimal.
Merkantilisme menerima konsep dari pasar-pasar logis dan tidak menolak pembagian kerja internasional berdasarkan keuntungan komparatif. Perbedaan utamanya dengan libera-lisme adalah merkantilisme menolak pemujaan terhadap perdagangan bebas internasional dan investasi sebagai suatu norma.
Sistem kepentingan dari merkantilisme adalah balance of power. Strukturnya anarki, berdasarkan hukum dan dapat menentukan kebijakan. Bentuk rezim yang diterima oleh mer-kantilisme direpresentasikan dengan pengaturan dimana biaya untuk mempertahankan posisi kekuatan dapat ditahan untuk yang kuat dan untuk yang lemah.
Pendekatan terakhir adalah mainstream yang berada diantara liberalisme dan merkantilisme. Penganut aliran utama ini membatasi prediksi mereka ke pemahaman proses itu sendiri. Proses yang menarik mereka adalah interaksi antara nilai-nilai tatanan yang diambil dari liberalisme dan merkantilisme.
Rezim menurut aliran ini merupakan pengaturan untuk mengurangi sebab-sebab yang tidak pasti seperti pembangunan, untuk memaksimalkan penerimaan keuntungan aktor dan meminimalkan biaya meskipun ada perubahan kondisi. Tujuan utama dari rezim-rezim adalah untuk menetapkan dan membagi informasi agar memungkinkan aktor-aktornya untuk mengu-rangi ketidakpastian.
Sumber:
Krasner,Stephen.1983.International Regimes.New York.Cornell University Press