Book Review: Vampire Academy by Richelle Mead

Label: , , ,


Basically, young adult and/or vampire novels aren’t my thing anymore. There are so many cases when the books failed to keep me thrilled along the way. For example, I can’t finish Charlaine Harris books, and I even bother to buy the hardcopy. Also Twilight Series and Vampire Knight still annoys me with its storyline, heroines, the ending, etc, so I need you to understand about why did I keep avoid Vampire Academy in the past years. The title itself managed to creeps the heck out of me. But finally, several days ago I started to read the book since I stuck with nothing new to make me excited. I could finish it faster if only the font isn’t in the red color with black background (see, I read it in my hand-phone like usual). I just finished the first book and halfway finishing the second. Now, I have to admit that I have to stop judging books based on its creature (hehe). Vampires aren’t that bad after all (but no—not the sparkly one).

Just like the title, Vampire Academy revolves in the world where vampires do exist. Our heroine is Rose Hathaway, a novice guardian with half human half vampire blood (it makes her a Dhampir). She’s strong, short tempered, impulsive but very loyal to Lissa, a Moroi Princess (moroi is a mortal vampire with an unbreakable bond to the earth's magic) and her bestfriend at the same time. For some reason Rose and Lissa run away from St. Vladimir’s Academy but they are caught and dragged back to academy. Once again Rose and Lissa caught in the vortex of Moroi society, their politics, their secretive nature and unspeakable rituals. Rose can’t let her guard down. She has to protect Lissa not only from other moroi but also from strigoi (undead vampires) who wants to make her one of them.



I think, a book, especially like this one, need one strong hero or heroin or enemy to be a good one. Hero/heroine character especially will determine the future of the book. I mean, no matter how popular a book is, if the book has a weak heroin struggling for something too lame, people get tired. The book would quickly forgotten, or worse, gain a huge wave of antis. Vampire Academy thankfully has a badass heroin with many flaws but managed to improve herself in every book. The storyline is pretty good. Sometimes too predictable, sometimes caught me by surprise. There are some puzzles, some adrenalin, some fight scenes, some blood, and its just complete the book. There are some minus points of course. Like the male character rather boring for my taste or the way the enemy rather undefined clearly and it could confuse some reader, but well, nothing perfect in life. Overall, I enjoyed the book more than I expected. I will rate Vampire Academy four out of five stars.

Teori-Teori dalam Rezim Internasional

Label: , , , , , , , , ,
Ernst B. Haas menganggap bahwa rezim adalah sebuah penyusunan dimana para anggotanya terlihat mengatasi dan meminimalkan konflik kepentingan antara mereka sendiri karena mereka menyadari bahwa saling ketergantungan yang kompleks membuat jalannya permainan menjadi lebih beresiko. Sementara itu pembelajaran dari rezim-rezim adalah sebuah jalan untuk memahami homo politicus dengan masa depan dan budaya.

Satu hal yang perlu digarisbawahi, istilah rezim, orde dan sistem bukanlah sinonim meskipun banyak yang mengira demikian. Rezim merupakan bagian dari sebuah sistem. Dalam sistem itu sendiri, rezim merupakan salah satu dari sekian banyak bagian-bagian lain.

Terdapat enam teori untuk menjelaskan rezim, yaitu; eco-environmentalism, eco-reformism, egalitarian, liberalism, mercantilism dan mainstream. Keenam teori tersebut dibagi lagi menjadi dua motafora dasar yaitu mekanik dan organik. Mekanik bertujuan untuk meminimalisir kekacauan dalam sistem dan mengembalikannya dalam keadaan yang seimbang. Organik mencari keuntungan dari keadaan tidak seimbang dengan tujuan melanjutkan adaptasi ke perubahan kenyataan. Organik terfokus pada organisasi diri evolusioner.

Yang termasuk dalam metafora organik adalah eco-environmentalism, eco-reformism, egalitarian. Sementara yang tergabung dalam metafora mekanik adalah liberalism, mercantilism dan mainstream.

Dalam eco-evolusionism, krisis umat manusia, keadaan sulit manusia dan kelangsungan hidup manusia merupakan keprihatinan utamanya. Krisis-krisis tersebut dilihat sebagai suatu ketidakseimbangan dalam sistem dunia. Untuk membentuk keseimbangan dalam sistem tersebut, evolusi terjadi secara bertahap dalam lingkungan ekologis. Rezim muncul pada tahap menjaga kelangsungan hidup manusia. Rezim dianggap sebagai harga yang harus dibayar dalam mempertahankan kelangsungan hidup manusia tersebut. Sekalipun begitu, rezim sebagai suatu artefak politik hanya memiliki sedikit ketertarikan dengan eco-evolusionism.

Dalam eco-reformism, rezim merupakan kepentingan langsung dari para eco-reformers. Hal ini dikarenakan kepercayaan mereka terhadap prinsip-prinsip desain dan ekologi sosial sebagai subset penting dari prinsip-prinsip alam. Eco-reformism menerima konsep sistem dunia dan sub-sistem yang mengikutinya. Namun fokus mereka adalah penguasaan terhadap problematis.

Selain itu, eco-reformist setuju dengan eco-evolutionist dalam hal dalam hal harga yang harus dibayar untuk mendapat keuntungan dengan fokus mengumbulkan barang untuk mencapai hidup yang lebih baik. Akan tetapi tidak ada preskripsi konsensual dari rezim untuk membuat orde yang lebih baik, muncul dari para eco-reformist.

Egalitarian melihat orde dunia sebagai konsep yang lebih goyah dibandingkan dengan eco-evolutionist maupun eco-reformist. Orde dunia dinggap sebagai sesuatu yang menyerupai kapitalisme maupun imperialisme. Aktor-aktor utamanya adalah kelas-kelas, MNC atau negara dalam konfigurasi sosial khusus.

Egalitarian lebih tertarik untuk mengkritik keberadaan rezim-rezim sebagai kegagalan memproduksi hasil akhir yang seimbang daripada membuat rezim-rezim yang lebih efisien. Egalitarian menggunakan teori oleh benda-benda publik sebagai argumentasi untuk mensosialisasikan produksi atau pembentukan dunia bersama.

Dalam metafora mekanik, liberal, merkantilis dan mainstreamer sekalipun memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri akan tetapi semuanya menerima komitmen teoritikal yang pasti. Hal ini disebabkan oleh konseptualisasi dari proses, terutama proses perubahan dalam sosial dan ekonomi, serta standar dalam menentukan harga dan keuntungan dari kolaborasi dan non-kolaborasi.

Liberalisme diambil dari ekonomi neoklasikal, yang melihat bahwa hubungan interna-sional berdasarkan pada pembagian kerja yang dengan efisien memksimalkan kesejahteraan semua orang. Liberal menginginkan adanya rezim-rezim yang kuat. Dengan rezim yang kuat, efisiensi, stabilitas dan hirarki dapat diatur secara maksimal.

Merkantilisme menerima konsep dari pasar-pasar logis dan tidak menolak pembagian kerja internasional berdasarkan keuntungan komparatif. Perbedaan utamanya dengan libera-lisme adalah merkantilisme menolak pemujaan terhadap perdagangan bebas internasional dan investasi sebagai suatu norma.

Sistem kepentingan dari merkantilisme adalah balance of power. Strukturnya anarki, berdasarkan hukum dan dapat menentukan kebijakan. Bentuk rezim yang diterima oleh mer-kantilisme direpresentasikan dengan pengaturan dimana biaya untuk mempertahankan posisi kekuatan dapat ditahan untuk yang kuat dan untuk yang lemah.

Pendekatan terakhir adalah mainstream yang berada diantara liberalisme dan merkantilisme. Penganut aliran utama ini membatasi prediksi mereka ke pemahaman proses itu sendiri. Proses yang menarik mereka adalah interaksi antara nilai-nilai tatanan yang diambil dari liberalisme dan merkantilisme.

Rezim menurut aliran ini merupakan pengaturan untuk mengurangi sebab-sebab yang tidak pasti seperti pembangunan, untuk memaksimalkan penerimaan keuntungan aktor dan meminimalkan biaya meskipun ada perubahan kondisi. Tujuan utama dari rezim-rezim adalah untuk menetapkan dan membagi informasi agar memungkinkan aktor-aktornya untuk mengu-rangi ketidakpastian.


Sumber:
Krasner,Stephen.1983.International Regimes.New York.Cornell University Press

Regionalisme Amerika Latin

Label: , , , , , , ,


Regionalisme di kawasan Amerika Latin mulai berkembang terutama pada tahun 1980-an bersamaan dengan munculnya gelombang baru regionalisme atau yang disebut “new regionalism”. Integrasi regional di Amerika Latin sendiri muncul kembali disebabkan adanya kebangkitan dari regionalisme yang muncul sebagai format alternatif dari liberalisasi perdagangan. Selain itu, untuk mengejar pertumbuhan ekonomi negara-negara lain yang telah bergabung dengan organisasi regional, negara-negara di Amerika Latin berusaha membuka diri dan menggati fokus perekonomian negara dari substitusi impor menjadi model perdagangan yang terbuka.

Dalam regional Amerika Latin terdapat beberapa organisasi regional dalam bidang ekonomi yang dibentuk sebagai respon atas globalisasi dan perdagangan bebas yang telah dilakukan oleh negara-negara maju. Organisasi-organisasi regional tersebut juga diharapkan dapat mendorong integrasi di kawasan Amerika Latin itu sendiri.


Pertama adalah Mercosur (Mercado ComĂșn del Sur) yang merupakan salah satu organisasi regional di Amerika Latin yang didirikan oleh Argentina, Brazil, Paraguay dan Uruguay melalui Treaty of Asunction pada bulan Maret 1991. Tujuan dari pembentukan Mercosur adalah untuk memajukan perdamaian dan kestabilan serta menguatkan kerjasama internal dan kerjasama internasional. Adanya regionalisasi dalam perekonomian internasional negara-negara di Amerika Latin ini menunjukkan adanya liberalisasi perdagangan antara negara-negara anggota Mercosur. Pada dasarnya Mercosur merupakan sebuah perjanjian dengan tujuan akhir yang ambisius untuk membentuk integrasi perekonomian di kawasan Amerika Latin. Strategi perdagangan yang digunakan Mercosur diadaptasi dari format Custom Union.

Kedua adalah Andean Community yang terbentuk berdasarkan Pakta Andean pada tahun 1969. Negara-negara yang tergabung dalam Andean Community adalah Amerika Selatan, Peru, Kolumbia, Ekuador dan Bolivia. Bersama dengan Mercosur, Andean Community membentuk South American Community of Nations dengan tujuan untuk menciptakan area perdagangan bebas yang lebih luas lagi. Area perdagangan bebas South American Community of Nations menggabungkan area perdagangan bebas Mercosur, Andean Community dan beberapa negara Amerika Latin lainnya. Pada tahun 2014 South American Community of Nations diharapkan sudah dapat menghilangkan tarif produk-produk yang tidak sensitif sementara pada tahun 2019 menyusul produk-produk yang sensitif.

Pengaruh Eksternal
Meningkatnya regionalisme baru di kawasan Amerika Latin tidak terlepas dari pengaruh pihak eksternal terutama Amerika Serikat. Perubahan dalam politik luar negeri Amerika Serikat mempengaruhi regionalisme di Amerika Latin dikarenakan posisi Amerika Serikat sebagai hegemon baik di regional Amerika maupun dalam lingkup global. AS mengubah politik luar negeri tradisional yang dianutnya dan mengadopsi tiga jalur kebijakan politik dan komersial yaitu kombinasi strategis dan pragmatis dari multilateralisme, regionalisme dan unilateralisme. Hal inilah yang mendorong masuknya liberalisme ke wilayah Amerika Latin dan menimbulkan kesadaran regional negara-negara dalam wilayah tersebut.

Pengaruh eksternal lain juga muncul dari Republik Rakyat China. China yang merupakan negara dengan peran besar dalam perekonomian global merupakan saingan bagi organisasi regional di Amerika Latin termasuk Mercosur. Sebagai negara industri, China memiliki pasar yang jauh kompetitif dibandingkan negara-negara Mercosur yang menjual sumber daya alam mineral, minyak dan hasil alam lainnya. Hal ini menyebabkan persaingan perdagangan yang cukup sengit sehingga menyebabkan hubungan antara Mercosur dan China cukup terganggu.

Namun kompetisi antara Mercosur dan China dapat diminimalisir dengan keberadaan Amerika Serikat sebagai saingan baik bagi Mercosur maupun bagi China. Hal ini mendorong hubungan kerjasama yang saling menguntungkan antara China dengan potensi SDM-nya dan Mercosur dengan hasil alam mineral, minyak dan agrikulturnya. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap Amerika Serikat maupun negara-negara maju lainnya, China membuat kesepakatan dengan Brazil dengan membeli hasil-hasil alamnya. China juga membeli suplai tembaganya dari Argentina sebagai wujud kerjasama lebih lanjut.

Pengaruh Internal

Sebagai organisasi regional Mercosur tidak hanya terfokus pada perekonomian saja namun juga berusaha meningkatkan integrasi nilai dan budaya antar negara anggotanya sehingga menunjukkan nilai positifnya. Sementara itu kondisi internal di Amerika Latin khususnya Mercosur dalam integrasi ekonomi masih jauh dari sempurna. Masing-masing anggota Mercosur secara individu melakukan tindakan perdagangan yang unilateral tanpa mendiskusikan terlebih dahulu dengan anggota yang lainnya sehingga menimbulkan kekecewaan antar anggotanya.

Permasalahan lain dalam regionalisme Amerika Latin muncul dari perkembangan perpolitikan Amerika Latin yang akhir-akhir ini menunjukkan kemunculan gerakan nasionalisme yang menolak Amerika Serikat dengan liberalisme dan kapitalismenya, terutama setelah Hugo Chavez terpilih kembali menjadi Presiden Venezuela dan Evo Morales sebagai Presiden Bolivia pada tahun 2006. Munculnya gerakan melawan kapitalisme ini dapat diperkirakan akan menghambat perkembangan regionalisme di Amerika Latin terutama Mercosur.

Kesuksesan Mercosur dapat dilihat dari pencapaian Mercosur sebagai organisasi ekonomi terbesar nomor empat di dunia dengan GDP sebesar 1002 milyar dollar Amerika dengan populasi 235 juta jiwa pada tahun 2005. Pencapaian Mercosur tidak terlepas dari peran Argentina dan Brazil yang menyumbang hampir 97,7% dari total GDP Mercosur. Selain itu, Brazil secara konsisten menurunkan jatah perdagangan baik ekspor maupun impor ke negara-negara sekutunya di Mercosur. Di lain pihak Argentina mereduksi ekspornya ke negara-negara Mercosur lainnya sehingga terjadi keseimbangan perdagangan dengan Brazil.

Analisis Ringkas
Bentuk sosialisme yang diinginkan oleh Chavez dan Moralez sudah tidak relevan lagi dengan bentuk hubungan internasional maupun hubungan internasional kawasan yang kompleks, rumit dan dinamis. Bentuk penutupan diri tidak mungkin dilakukan apabila suatu negara ingin tetap eksis dalam lingkungan internasional. Untuk memenuhi kebutuhan negaranya, setiap negara mau tidak mau harus berinteraksi dengan negara lain.

Liberalisasi perdagangan di kawasan Amerika Latin merupakan pilihan yang rasional di era globalisasi yang memungkinkan negara-negara berkembang di wilayah tersebut meningkatkan perekonomiannya. Negara-negara di Amerika Latin rata-rata merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam minyak dan agrikultur namun karena harga yang tinggi menyebabkan tidak terlalu kompetitif dalam perdagangan. Untuk memfasilitasi perdagangan tersebur, organisasi-organisasi seperti Mercosur, Andean Community dan South American Community of Nations dibentuk. Dalam organisasi-organisasi regional tersebut hambatan dalam perdagangan internasional dapat diminimalisir bahkan dihilangkan sehingga perdagangan negara-negara yang tergabung dapat meningkat. Akhirnya, interdependensi antar negara yang tergabung dalam organisasi regional merupakan suatu hal yang tak terhindarkan namun dapat membantu negara-negara anggotanya untuk dapat tetap bersaing dalam tingkatan global.

Sumber:
Vaillant, Marcel. MERCOSUR: Southern Integration under Construction.
De Lombaerde, Philippe and Luis Jorge Garay. 2006. The New Regionalisme in Latin America and The Role of US. United Nations University.
Mercosur: Regional Strategy Paper by European Commision.

Book Review: The Host by Stephenie Meyer

Label: , , ,
Let’s just forget about depressed-vampire-and-kinda-annoying-human-girl-love-story a.k.a. Twilight Series for a moment and take a look to The Host, another book from Stephenie Meyer. Actually I already read the book couple years ago but I have no deep impression except that the book somehow a lot better than Twilight but annoyingly similar in some ways.




Well, Meyer did a pretty decent job in The Host compared to Twilight Series (okay, Twilight is not that bad, but sparkling vampire with too good to be true ending, lack of climax, etc—so... No, that book definitely not my favorite one). She created a world where alien exist. Alien race called Souls takes over the Earth and its inhabitants (yup, it means us, human). Souls are parasite-kind-alien, trying to take over human mind and made the body their own. And, here it is our heroine—one of the oldest Souls called Wanderer or Wanda. She’s (or should I just called her it) a newbie in earth and somehow falling in love with a vision of human male in her human body’s mind (her human body called Melanie, and actually she’s still alive in the back of Wanda’s mind—complicated huh, I know). So, Wanda—apparently she forgot that she’d been a parasite for thousand years—betrayed her own (alien) kind and started a journey to find Jared—male in her or Mel’s mind—and Mel’s brother.

Like Bella in Twilight Series, Wanda the Alien also a martyr kind heroin who wants to look stronger than she actually is. Just like Bella, she got sympathy from hot guys pretty fast, saved Jared, the guy whom Wanda fall for. Err okay, I’ll try to not to compare The Host with Twilight too much and judge the books for it is. The good point for the book is the creativity. Universe in The Host itself is very unique, so many planets with many kind of alien races besides Souls itself, I think it deserves one point. I’ll be generous and give one more point for love story between alien and human being (even though I have to admit that the storyline sometimes a bit too much. Yes, she’s a nice alien whatsoever, but every handsome guys fall for her? Euh! She’s a betrayer for her own kind, remember?!). I give one minus point for lack of bravery from the writer to kill one of main characters. See, in the war world, somebody must dead. But apparently the writer herself admitted that she doesn’t have the heart to kill anybody. One more minus point for the flat story-ending, I mean, the book doesn’t even have any real battle, just about Wanda moved to the other human body. I’m a bit disappointed. Apparently, Meyer has the same story-development-issue that also happen in Twilight (sigh, sorry I’m comparing again).

Overall, The Host is a good enough book to buy. A-must-read-one for you all who love Meyer works. The book could be better if only Meyer manage to get rid her own stagnancy. Let’s just hope for better sequels (I have to warn you guys that the book isn’t ended yet. Meyer announced that she planned for two sequels but none already published yet), with better battle scenes and most importantly better story development. So, for The Host, I give it rate three out of five.
I’ll end this review with wisdom from the book: love knows no race (but please, please be rational about it).