Pengaruh Sistem Moneter Internasional Terhadap Bisnis Internasional

Label: , , , , , ,
Evolusi Dalam Sistem Moneter Internasional
Pembabakan sejarah sistem moneter internasional diawali dengan penggu-naan standar emas. Sistem dengan menggunakan standar emas berlangsung antara tahun 1880 hingga 1914. Dalam sistem tersebut, negara menentukan sendiri mata uangnya dalam nilai emas tertentu. Bank sentral kemudian diperbolehkan memperjualbelikan emas sesuai dengan kurs yang telah ditetapkan.
Kurs mata uang satu negara terhadap negara lain ditentukan dengan emas. Misalnya Amerika menetapkan satu gram emas sama dengan US $4 sementara Inggris menetapkan satu poundsterling untuk emas dengan berat yang sama, maka kurs antara Amerika dan Inggris adalah US $4 sama dengan satu pounsterling.
Pada masa perang dunia kedua perekonomian internasional mengalami kondisi khaos. Oleh karena itu ketika perang sudah berakhir ide untuk membentuk sistem moneter yang baru pun mulai terbentuk. Pada tanggal 1 hingga 22 Juli 1944, Presiden Franklin D. Roosevelt mengadakan konferensi moneter dan keuangan PBB yang diselenggarakan di Bretton Woods. Konferensi tersebut diadakan untuk memperbaiki perekonomian dunia pasca perang dunia kedua. Pertemuan yang dihadiri oleh lebih dari 40 negara tersebut menghasilkan suatu perjanjian yang menegaskan hegemoni Amerika Serikat di dunia internasional. Melalui konferensi tersebut dibentuklah fixed-exchange rate system, bank dunia dan IMF untuk memperbaiki kondisi Khaos pada dekade 1930-an.
Dalam Bretton Woods system of fixed-exchange rate, Amerika Serikat berlaku sebagai international trade currency dimana mata uang dollar Amerika yang digunakan sebagai mata uang dunia. Nilai dollar pada saat itu ditetapkan sebesar 35 dolar per ons emas. Dengan penetapan sebesar itu, nilai dollar meng-gantikan nilai mata uang poundsterling sebagai mata uang sentral di dunia interna-sional. Nilai mata uang dollar kemudian menjadi patokan bagi nilai mata uang negara-negara lain dengan fluktuasi nilai tidak lebih dari satu persen. Untuk nilai fluktuasi lebih dari satu persen harus dilakukan dengan konsultasi bersama.
Dari sistem moneter Breton Woods tersebut, IMF berfungsi dengan memonitor moneter internasional sekaligus bertindak sebagai badan kriling tran-saksi moneter antar negara. Apabila ada negara yang mengalami ketidakseimba-ngan neraca pembayaran, maka melalui negosiasi dengan IMF negara tersebut akan diberi kuasa untuk mendevaluasikan mata uangnya. Pada saat itu, lebih dari setengah negara di dunia menggunakan dollar untuk menyimpan devisa negara di bawah payung rezim ekonomi internasional Amerika Serikat.
Sistem moneter Bretton Woods akhirnya mengalami keruntuhan ketika Amerika mengalami defisit sementara nilai dollar semakin melemah. Akhirnya sebuah sistem baru digunakan yaitu yang disebut dengan sistem mengambang. Dalam sistem mengambang, nilai tukar mata uang masing-masing negara sangat bergantung pada mekanisme pasar. Di lain pihak, pemerintah memiliki peranan penting dalam mempertahankan kekuatan mata uang domestik di pasar global, terutama melalui kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan.

Sistem moneter saat ini dan pengaruhnya terhadap bisnis internasional

Dalam sistem moneter mengambang, menentukan nilai tukar mata uang negara yang satu dengan yang lain cukup sulit karena nilai mata uang selalu ber-fluktuasi sesuai dengan kondisi pasar. Oleh karena itu, bagaimana cara menentu-kan nilai tukar mata uang? Untuk menjawab pertanyaan tersebut terdapat dua konsep yang harus dipahami terlebih dahulu, yaitu hukum satu harga dan paritas daya beli.
Hukum satu harga menetapkan bahwa sebuah produk yang identik harus memiliki harga yang sama pula di semua negara ketika harganya diekspresikan dalam sebuah mata uang yang umum. Kegunaan dari hukum satu harga adalah untuk membantu menentukan apakah sebuah mata uang memiliki nilai yang berlebih atau sebaliknya. Contoh dari penggunaan hukum satu harga yang terkenal adalah indeks Big Mac yang dipublikasikan oleh majalah The Economist. Big Mac digunakan untuk menguji hukum satu harga karena memiliki kualitas yang hampir sama di semua negara dan diproduksi oleh semua negara dimana McDonald’s berada. Dalam indeks Big Mac yang terbaru, harga rata-rata Big Mac adalah $3.15 di Amerika Serikat. Yang termurah ditemukan di China dengan harga yang setara dengan $1.30 dan yang paling mahal ditemukan di Swiss dengan harga $4.93. Hal ini menunjukkan bahwa mata uang China di bawah nilai standar sementara Swiss sebaliknya.
Kedua adalah teori paritas daya beli yang merupakan kemampuan relatif dari nilai tukar dua negara untuk membeli sejumlah barang yang sama. Teori yang dikemukakan oleh Gustav Bassel ini menyebutkan bahwa kurs antara dua negara berbeda akan berada dalam keseimbangan apabila harga barang-barang maupun jasa disamakan. Contohnya, harga satu kilogram beras di AS adalah $1 sementara di Indonesia Rp 10.000,00, maka paritas daya beli antara AS dan Indonesia adalah US $1 sama dengan Rp 10.000,00
Setelah dipahami konsep untuk menentukan nilai tukar mata uang, berikut-nya adalah membahas tentang pengaruh dari sistem mengambang tersebut terha-dap bisnis internasional.
Dalam sistem mengambang, pergerakan nilai tukar mata uang memiliki efek terhadap perusahaan-perusahaan domestik maupun internasional. Contohnya adalah permintaan produk suatu perusahaan di pasar dunia sangat dipengaruhi oleh nilai tukar tersebut. Ketika nilai tukar mata uang sebuah negara lemah, harga barang-barang ekspor menurun sementara biaya untuk impor meningkat. Hal ini memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk mengambil pangsa pasar perusahaan lain yang sejenis.
Perusahaan-perusahaan internasional dapat memanfaatkan kondisi me-ngambang tersebut untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Contohnya adalah perusahaan Dell Computer yang menjual produknya di negara-negara de-ngan nilai tukar yang kuat sementara membuat produknya di negara Malaysia dengan nilai tukar mata uang yang lebih lemah. Dell membayar para pekerjanya dalam mata uang lokal yaitu Ringgit Hal ini menyebabkan Dell Computer menda-patkan keuntungan yang sangat tinggi. Ketika krisis Asia terjadi, keuntungan yang diperoleh Dell semakin besar lagi karena pendapatan mengalir dari negara-negara yang mata uangnya semakin menguat sementara pembayaran upah buruh dan pegawai diberikan dalam mata uang yang nilainya semakin menurun secara drastis.
Akan tetapi karena sistem mengambang tidak dapat diprediksi, ketika kurs mata uang satu negara mengalami kejatuhan seperti pada kasus Peso Argentina pada tahun 2002, banyak perusahaan internasional di Argentina yang keuntungan-nya terganggu. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sekalipun dalam kondisi-kondisi tertentu sistem mengambang dapat memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan, akan tetapi resiko yang harus ditanggung juga semakin besar. Semakin besar resiko, biaya asuransi untuk menjaga dari berbagai kemung-kinan yang terjadi juga semakin besar.
Kurs yang terus berubah-ubah juga membawa efek negatif bagi perda-gangan internasional suatu negara. Ketidakstabilan dalam lalu lintas pembayaran internasional dapat mengurangi volume perdagangan. Bagi negara-negara yang selalu bergantung pada perdagangan internasional, perubahan tersebut dapat menyebabkan harga barang-barang dalam negeri selalu berubah sehingga keper-cayaan masyarakat terhadap mata uang juga semakin menurun.


Sumber:
Anonim. International Monetary System.
Anonim. Sistem Internasional. Diakses dari http//pdf-searh-engine.com/sistem-moneter-internasional-pdf.html pada tanggal 20 Oktober 2009.
Ball, Donald A. International Business.

0 komentar:

Post a Comment