Ancaman Negara-negara Besar bagi Keamanan Asia Timur

Label: , , , , ,
Ancaman Negara-negara Besar bagi Keamanan Asia Timur

Uni Soviet, Republik Rakyat China dan Amerika Serikat merupakan negara-negara besar yang memiliki pengaruh mengancam di Asia pada umumya dan Asia Timur pada khu-susnya.
Sejarah kehadiran Uni Soviet di Asia Timur dapat dilihat dari perang antara Jepang dan Rusia pada tahun 1904 hingga 1905. Perang tersebut dimulai dari persaingan antara imperialisme Rusia dan Jepang yang memperebutkan Port Arthur, Jazirah Liadong dan jalur rel dari pelabuhan ke Harbin. Pada saat itu Rusia telah membangun pangkalan angkatan laut di Port Arthur. 8 Januari 1904 Jepang melakukan serangan terhadap Rusia di Port Arthur yang berkembang menjadi perang besar. Perang tersebut berakhir tahun 1905 dengan kemenangan Jepang. Kemenangan tersebut memperlihatkan kekuatan Jepang atas negara Barat dan mendo-rong negara-negara lain di Asia untuk memperoleh kemerdekaannya dari kolonialisme bang-sa-bangsa Eropa.
Bertahun-tahun kemudian ancaman baru bagi Soviet muncul dari RRC. Ketika RRC menjalin hubungan dengan Amerika yang merupakan saingan terbesar Soviet, hubungan antara RRC dan Jepang secara otomatis ikut membaik. Hubungan antara ketiga negara terse-but membuat Soviet merasa terancam terutama akan kemungkinan koalisi antar negara-negara tersebut apabila terjadi konflik global.
Untuk menyaingi pengaruh Amerika di Pasifik Barat, Soviet melakukan ekspansi se-cara berlanjut di kawasan Asia Timur. Kekalahan Amerika pada perang Vietnam mengurangi pengaruh Amerika di wilayah Asia dan menimbulkan harapan terjadinya pergeseran kekuatan di Pasifik yang dapat menguntungkan Uni Soviet.
Penyebaran kekuatan militer Soviet di Asia menurun pada akhir 1970 namun kekuat-an yang sudah ada terus dipertahankan dan diperbaiki dari segi perlengkapan. Penyebaran kekuatan militer ini merupakan usaha pencegahan, pertahanan, kekuatan politik sekaligus politik dalam negeri Soviet untuk mengurangi pengaruh Amerika di Asia.

Hubungan antara Amerika dengan RRC baru terjalin pada awal 1970-an. Hubungan tersebut berkembang dan memunculkan suatu pikiran untuk membentuk aliansi dalam rangka menghadapi hegemoni Uni Soviet. Akan tetapi aliansi tersebut pada akhinya tidak terwujud saat pemerintah RRC membuat kebijakan luar negeri yang menjauhkan diri dari aliansi dengan negara besar dan terfokus kepada dunia ketiga.
Kenyataannya kebijakan luar negeri RRC pada dasarnya lebih condong kepada Jepang dan negara barat terutama Amerika. Hubungan tersebut dapat terus berlangsung karena Amerika dan RRC tidak sedang dalam kondisi yang saling mengancam sekalipun memiliki perbedaan ideologi secara mendasar. Hal tersebut dikarenakan kedua negara tersebut memiliki kepentingan yang serupa terhadap Asia.

Di wilayah Korea, Korea Utara mendapatkan dukungan dari RRC dalam perang dengan Korea Selatan. Di lain pihak, Amerika Serikat dan Korea Selatan bekerjasama untuk menjaga keamanan, terutama dari serangan Korea Utara. Perimbangan kekuasaan militer antara kedua negara ini dengan sekutu masing-masing dapat mengurangi terjadinya konflik secara langsung sehingga stabilitas dapat tetap terjaga sekalipun dalam kondisi konflik dan perang.

0 komentar:

Post a Comment