Neoliberalisme: Memajukan Suatu Bangsa atau Malah Menjatuhkannya?

Kritik Terhadap Neoliberalisme

Pada dasarnya neoliberalisme melihat hubungan antara kebebasan individu dan properti pribadi berdasarkan pesanan pasar. Neoliberalisme mengacu pada filosofi ekonomipolitik dimana pemerintah tidak ikut campur dalam perekonomian domestik. Fokus neoliberalisme adalah pasar bebas dan tidak adanya pembatasan terhadap properti-properti individu. Kebijakan luar negeri menurut, neoliberalisme berkaiatan dengan pembukaan pasar luar negeri melalui cara-cara politis yaitu, menggunakan tekanan ekonomi, diplomasi, dan atau intervensi militer. Selanjutnya pasar di luar negeri ini dapat menuju kepada perdagangan bebas. Tokoh-tokoh dari neoliberalisme adalah Robert Keohane, Francis Fukuyama, John Maynard Keynes.
Pokok-pokok pemikiran neoliberalisme
a. Campur tangan minimal negara sementara otoritas berada di tangan pasar
b. Privatisasi atau swastanisasi
c. Neoliberalisme menginginkan penghilangan semua bentuk subsidi, semua diserahkan pada pelaku pasar
d. Liberalisasi pada semua hal, tidak ada aturan nasional akan tetapi tujuannya lebih kepada tingkat global.
e. Tujuan neoliberalisme adalah pertumbuhan di bidang ekonomi saja dengan mendukung ekspor keluar negeri.
f. Pasar merupakan aktor utama yang berperan sebagai pengatur sekaligus pengontrol pasar.
Kritik-Kritik terhadap Neoliberalisme
1. Kritik terhadap neoliberalisme berkaitan dengan negara-negara dunia ketiga dan negara-negara berkembang yang aset-aset dalam negerinya dikuasai oleh pihak-pihak asing. Negara-negara dunia pertama banyak menuntut negara-negara lain baik yang sudah berkembang ataupun yang masih dalam proses berkembang untuk segera melakukan liberalisasi perekonomian dalam negeri mereka sehingga negara-negara maju tersebut memiliki pasar untuk memasarkan hasil industrinya. Di lain pihak, negara-negara maju tersebut juga melakukan proteksi terhadap pasar pertanian dalam negeri sendiri. Hal ini menyebabkan negara-negara berkembang yang masih harus beradaptasi dengan institusi ekonomi dan politik dalam negerinya semakin tereksploitasi dan terdependensi terhadap negara-negara maju tersebut.
2. Tiadanya campur tangan negara terhadap perekonomian merupakan salah satu hal yang dapat menunjukkan kelemahan neoliberalisme. Hal ini dapat dilihat dari krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2007 hingga saat ini yang menunjukkan kegagalan pasar yang tidak dapat menjalankan fungsinya secara sempurna (market failure). Keadaan tersebut mendorong pemerintah Amerika Serikat untuk memperbaiki keadaan dengan mengeluarkan dana talangan berjumlah ratusan milyar dollar Amerika. Adanya campur tangan pemerintah menunjukkan bahwa sistem perekonomian berdasarkan neoliberalisme tidak dapat benar-benar bertahan melewati krisis tanpa bantuan dari pihak negara dan pemerintah.
3. Salah satu pendorong kekuasaan pasar menurut neoliberalisme adalah dengan melakukan privatisasi terutama pada usaha-usaha industri yang dikelola pemerintah. Akan tetapi dalam prakteknya privatisasi hanya terjadi kepada negara-negara miskin dan negara-negara berkembang seperti negara-negara Amerika Latin dan negara-negara yang ada di Asia sementara pada negara-negara kapitalis seperti Amerika Serikat, privatisasi tidak benar-benar terjadi.
4. Selain itu, dalam neoliberalisme terdapat implementasi pembebasan arus modal, akan tetapi tidak diiringi dengan pembebasan arus tenaga kerja. Kebijakan neoliberal diangggap mendorong standar lingkungan dan buruh menuju titik yang terendah.
Contohnya saja dalam pengimplementasian NAFTA, perusahaan-perusahaan yang ada di Amerika Serikat banyak yang memindahkan perusahaannya ke Meksiko karena tergiur upah buruh yang jauh lebih rendah dan pasar yang dianggap cukup menjanjikan. Sementara banyak pekerja di Amerika yang kehilangan pekerjaan, di Meksiko upah buruh tidak mengalami perubahan yang berarti. Padahal seiring dengan arus modal yang masuk ke dalam Meksiko maka biaya hidup meningkat drastis. Hal tersebut menyebabkan kesejahteraan penduduk lokal mengalami penurunan yang cukup tajam.
5. Neoliberalisme dapat mendorong terjadinya kesenjangan antar kelas dalam negara maupun dalam lingkup global. Kesenjangan antar kelas dalam negara akan semakin melebar ketika orang yang sudah kaya dan memiliki modal dan alat-alat produksi dapat semakin memperkaya diri, sementara orang yang miskin dan tidak memiliki modal akan semakin terpuruk dalam perekonomian yang sangat kompetitif. Dalam lingkup global, negara-negara dunia ketiga akan mengalami kebergantungan terhadap negara-negara dunia pertama. Negara-negara dunia ketiga akan menjadi sumber eksploitasi ekonomi maupun sumber daya alam bagi negara-negara dunia pertama tanpa mendapatkan timbal balik yang sesuai. Sekalipun negara-negara dunia ketiga ingin menghentikan ketergantungan terhadap negara-negara dunia pertama, namun untuk melakukannya sangatlah sulit tanpa harus mengalami kejatuhan ekonomi yang cukup parah.
6. Kapitalisme dan neoliberalisme melihat bahwa kebebasan pasar, globalisasi dan perdagangan bebas merupakan suatu bentuk neo-imperialisme yang dilakukan negara-negara maju terhadap negara-negara miskin dan negara-negara berkembang.
Bentuk neo-imperialisme ini dikukuhkan melalui Washington Consensus yang bertujuan untuk membebaskan negara-negara Amerika Latin dari krisis ekonomi yang berkepanjangan. Implementasi langsung Washington Consensus adalah structural adjustment, merupakan alat yang digunakan negara-negara maju terutama Amerika Serikat untuk melakukan neo-imperialisme melalui IMF dan World Bank. Bentuk imperialisme ini dilakukan secara halus dengan mendesak negara-negara miskin dan negara-negara berkembang untuk mengintegrasikan perekonomiannya dengan pasar internasional. Dengan kata lain, neoliberalisme mendorong terjadinya imperialisme dari dalam negeri.

Kesimpulan
Pada masa kini, dengan adanya globalisasi, neoliberalisme merupakan paham yang jamak digunakan oleh negara-negara di dunia. Akan tetapi, apakah neoliberalisme menguntungkan bagi negara-negara miskin dan berkembang merupakan suatu hal yang masih harus dipertayakan. Dalam implementasinya dapat dilihat bahwa neoliberal merupakan usaha negara-negara maju untuk memperluas jangkauan ekspansi ekonominya. Oleh karena itu, mengapa banyak negara-negara berkembang yang masih menggunakan ideologi tersebut?
Pertama-tama, negara-negara miskin dan berkembang banyak yang tergiur dengan pinjaman dari IMF dan World Bank yang dapat membantu mengurangi ketidakseimbangan pinjaman fiskal negara. Kemudian, negara-negara berkembang berkeinginan untuk memajukan perekonomian dalam negeri sehingga mengadaptasi neoliberal yang dianggap sukses membawa negara-negara yang mengadaptasinya, seperti Amerika Serikat, menjadi negara industri dengan pendapatan perkapita yang sangat besar dan mampu menyejahterakan penduduknya.
Apa yang harus dilakukan negara-negara berkembang dalam menghadapi neoliberalisme? Neoliberalisme dapat menjadi solusi untuk memperbaiki perekonomian negara terutama seperti dalam kasus krisis Asia pada tahun 1997-1998 yang menunjukkan kegagalan negara dalam menangani perekonomiannya. Akan tetapi untuk mengadaptasi ideologi ini dalam sistem perekonomian dalam negeri haruslah diawali dengan persiapan-persiapan terlebih dahulu, terutama dengan memantapkan perekonomian dalam negeri sehingga mampu bersaing dalam kancah internasional. Selain itu, negara harus menghentikan ketergantungan ekonomi terhadap negara-negara lain dan mulai menjalankan perekonomian yang bergantung kepada kemampuan sendiri. Setelah negara siap, barulah mengimplementasikan prinsip-prinsip neoliberalisme tersebut secara bertahap.

Sumber:
Institute For Global Justice: Gagalnya Neo-liberal dan Perlunya Program Ekonomi Baru. Diakses dari www.globaljust.org pada tanggal 7 Juni 2009.
Jackson, Roberts dan George Sorensen. 1999. Pengantar Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kelemahan Sistem Perekonomian Kapitalis. Diakses dari http://netsains.com pada tanggal 8 Juni 2009.

0 komentar:

Post a Comment